5 Rekomendasi Tempat Makan Gudeg Terenak di Jogja – Wisata Kuliner Khas yang wajib dikunjungi Ketika kamu sedang berkunjung ke Yogyakarta.
Selain dijuluki sebagai Kota Wisata, Kota Budaya, dan Kota Pelajar. Jogja seringkali juga disebut sebagai Kota Gudeg. Gudeg menjadi ikon kuliner khas Jogja yang wajib dicoba. Kuah santan manis dengan isian nangka muda (gori) yang empuk dan krecek pedas adalah perpaduan sempurna yang membuat lidah bergoyang.
Bagi kamu yang sedang berwisata ke Jogja, belum lengkap rasanya jika belum menikmati lezatnya Gudeg Jogja. Berikut 5 Rekomendasi Tempat Makan Gudeg Terenak di Jogja yang harus kamu kunjungi saat berkunjung ke Jogja.
1. Gudeg Yu Djum
Kalau ada satu nama yang selalu muncul saat kita membicarakan gudeg paling ikonik di Yogyakarta, maka Gudeg Yu Djum adalah jawabannya. Tak hanya legendaris, gudeg satu ini bisa dibilang sebagai “gudeg terenak” di Jogja—terkenal enak dan selalu jadi rujukan utama wisatawan maupun warga lokal.
Didirikan sejak tahun 1951 oleh almarhumah Bu Djuwariyah (Yu Djum), warung ini sudah menjadi bagian dari sejarah kuliner Jogja. Gudeg Yu Djum dikenal dengan karakter khasnya: gudeg kering dengan cita rasa manis yang meresap sempurna, disajikan bersama opor ayam kampung, sambal krecek pedas, dan telur pindang. Keistimewaan lainnya adalah proses memasaknya yang masih menggunakan tungku tradisional sehingga menghasilkan aroma khas dan rasa yang autentik.
Tak heran jika banyak yang menyebut Gudeg Yu Djum sebagai benchmark gudeg Jogja—sekali coba, sulit berpaling. Bahkan, banyak pembeli rela antre panjang atau memesan jauh-jauh hari saat musim liburan tiba. Lokasinya yang strategis di kawasan Wijilan, tak jauh dari Keraton Yogyakarta, membuat warung ini jadi destinasi wajib bagi wisata kuliner.
Menariknya, Gudeg Yu Djum juga sudah merambah ke industri oleh-oleh dengan menyediakan gudeg dalam kemasan kaleng, yang bisa dibawa pulang ke luar kota tanpa takut basi. Inovasi ini menjadikannya tidak hanya sebagai kuliner tradisional, tapi juga ikon modern yang menjembatani kenikmatan Jogja ke seluruh penjuru Nusantara.
2. Gudeg Permata Bu Narti
Kalau ada satu nama yang selalu hadir saat malam menjelang di Yogyakarta, maka Gudeg Permata Bu Narti adalah jawabannya. Tak hanya legendaris, gudeg ini layak disebut sebagai salah satu gudeg terenak di Jogja—populer di kalangan warga lokal hingga pelancong yang mencari cita rasa otentik Jogja di tengah malam yang syahdu.
Didirikan sejak tahun 1961 oleh almarhumah Bu Pujo, warung ini kemudian diteruskan oleh adiknya, dan kini dikelola oleh Bu Narti, pewaris cita rasa yang tak berubah hingga hari ini. Nama “Permata” berasal dari lokasi awalnya, yaitu di halaman bekas Bioskop Permata, yang menjadi titik kumpul malam hari bagi para pencinta gudeg basah bergaya rumahan.
Gudeg Bu Narti dikenal dengan gaya penyajian basah: areh santannya gurih dan melimpah, sambal kreceknya pedas berkuah, dan rasa manis yang seimbang dengan sentuhan asin gurih yang jarang ditemukan pada gudeg lainnya. Disajikan bersama nasi hangat dan lauk komplet seperti opor ayam kampung, tahu-tempe bacem, telur pindang, dan ati ampela — perpaduan yang membuat siapa pun ingin kembali mencicipinya.
Yang membuat Gudeg Permata semakin ikonik adalah suasananya. Buka mulai pukul 20.00 WIB hingga larut malam, pengunjung duduk lesehan di pinggir jalan, mengambil nomor antrean, dan sabar menunggu giliran. Suasana hangat dan merakyat ini justru menjadi daya tarik tersendiri—pengalaman makan yang tidak bisa dibeli di tempat lain.
Tak heran jika banyak yang menyebut gudeg ini sebagai salah satu raja kuliner malam Jogja. Antrean panjang jadi hal biasa, terutama di akhir pekan atau musim liburan. Meski tanpa plang besar atau papan nama mencolok, orang tetap datang — karena yang dicari bukan kemewahan, tapi rasa yang jujur.
Lokasinya strategis, hanya sekitar 1 km dari Stasiun Lempuyangan dan dekat dengan kawasan Pakualaman. Cocok jadi destinasi makan malam setelah seharian menjelajah kota. Gudeg Bu Narti selalu menjadi rujukan rasa, tempat di mana gudeg terenak. Gudeg Permata Bu Narti bukan hanya makanan, tapi bagian dari cerita malam Yogyakarta yang tak pernah padam.
3. Gudeg Pawon
Jika berbicara tentang gudeg malam paling legendaris dan unik di Yogyakarta, Gudeg Pawon harus masuk dalam daftar utama. Tak hanya terkenal karena rasanya yang autentik, gudeg ini juga meawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan—menjadi salah satu gudeg terenak dan paling dicari di Jogja, khususnya bagi para pencari sensasi malam.
Gudeg Pawon berdiri sejak awal 1970-an dan sejak itu terus menjadi favorit. Nama “Pawon” sendiri berarti dapur dalam bahasa Jawa, yang menggambarkan konsep warung ini: gudeg dimasak dan disajikan langsung dari dapur kecil yang sederhana, memberi sensasi rasa dan suasana yang sangat otentik.
Keistimewaan Gudeg Pawon adalah penyajian gudegnya yang khas dan hangat—gudeg basah dengan kuah santan kental yang melimpah, dipadu dengan sambal krecek yang pedas dan gurih. Lauknya lengkap: ayam kampung opor, telur pindang, tahu-tempe bacem, hingga ati ampela, yang semuanya terasa harmonis di lidah.
Uniknya, Gudeg Pawon buka hanya di malam hari, biasanya mulai sekitar pukul 21.00 hingga tengah malam atau bahkan lebih larut jika gudeg masih tersedia. Sistem pesanannya juga cukup sederhana—pengunjung langsung memilih menu di dapur yang terbuka, membuat suasana makan terasa seperti pulang ke rumah nenek.
Antrean di Gudeg Pawon sering kali panjang dan sabar, tapi pengalaman menunggu itulah yang menambah kenikmatan. Duduk lesehan di ruang makan kecil, di bawah lampu temaram, dengan suara percakapan dan tawa pelanggan lain, membuat setiap suapan jadi lebih hidup dan bermakna.
Lokasinya yang berada di kawasan Wijilan, pusat gudeg Jogja, membuatnya mudah diakses oleh wisatawan maupun warga lokal. Meskipun tempatnya tidak besar dan terkesan sederhana, Gudeg Pawon punya kekuatan rasa yang mampu menyihir siapa saja yang mencoba.
Gudeg Pawon juga menjadi bukti bahwa kelezatan sebuah makanan tidak harus datang dari kemewahan atau glamor, tapi dari ketulusan dan keaslian resep turun-temurun yang dijaga dengan baik. Untuk kamu yang sedang berkunjung ke Jogja, harus disempatkan untuk mampir kesini!
4. Gudeg Mbok Lindu
Di kota yang penuh kenangan dan pesona seperti Yogyakarta, menemukan gudeg yang mampu menghadirkan kehangatan rumah dalam setiap suapan adalah sebuah keberuntungan. Gudeg Mbok Lindu hadir sebagai salah satu mahakarya kuliner yang berhasil memeluk rasa tradisi dengan sentuhan ketulusan yang tak lekang oleh waktu.
Berawal dari dapur sederhana yang dikelola dengan penuh cinta, Gudeg Mbok Lindu kini menjadi salah satu pilihan utama para penikmat gudeg asli Jogja. Resep turun-temurun yang diwariskan secara langsung membawa perpaduan rasa manis legit dan gurih santan yang begitu pas. Kuah areh-nya kental dan lembut, mengalir menyatu dengan nasi pulen, sambal krecek pedas yang menggoda, serta lauk pelengkap seperti ayam opor, telur pindang, tahu, dan tempe bacem yang dimasak dengan sempurna.
Tak hanya soal rasa, suasana yang ditawarkan pun membawa kenangan. Warung yang sederhana dengan lesehan di pinggir jalan ini menghadirkan pengalaman makan yang hangat, ramah, dan penuh keakraban. Saat malam tiba, aroma gudeg yang menggoda dan suara tawa pengunjung menciptakan harmoni tersendiri di sudut kota ini.
Buka dari sore hingga malam hari, Gudeg Mbok Lindu menjadi pelabuhan bagi mereka yang ingin menikmati hidangan khas Jogja selepas lelah berkeliling kota. Terletak di lokasi strategis, warung ini mudah diakses oleh wisatawan maupun warga lokal yang ingin menyegarkan rasa dengan keaslian kuliner Jogja.
Gudeg Mbok Lindu bukan sekadar santapan, melainkan perjalanan rasa yang mengantar kita pada nostalgia dan rasa pulang. Di sini, setiap suapan adalah sapaan hangat dari masa lalu yang abadi.
5. Gudeg Mercon Ibu Tinah
Di antara ragam gudeg yang mewarnai kuliner Yogyakarta, ada nama yang selalu membuat lidah bergelora dan hati bergetar: Gudeg Mercon Bu Tinah. Bukan hanya sekadar gudeg biasa, di sini rasa manis khas gudeg berpadu dengan sensasi pedas yang menggigit—menjadikan setiap suapan pengalaman yang membekas.
Dari tangan Bu Tinah yang penuh ketelatenan, gudeg mercon lahir sebagai jawaban bagi mereka yang mencari sensasi baru dalam cita rasa tradisional. “Mercon” yang berarti petasan, menggambarkan ledakan pedas yang datang dari sambal cabai rawit hijau yang khas dan berani, berpadu dengan kelezatan gudeg basah yang legit dan kuah santan yang kental.
Di warung kecilnya yang sederhana, Gudeg Mercon Bu Tinah disajikan dengan lauk lengkap: ayam kampung opor, telur pindang, tahu dan tempe bacem, serta sambal krecek yang turut memperkaya rasa. Sensasi pedas yang membara ini tidak hanya membuat makan menjadi lebih bersemangat, tapi juga menambah kedalaman rasa yang tak biasa pada gudeg Jogja.
Terletak di kawasan strategis yang mudah dijangkau di Jogja, warung ini menjadi magnet bagi pecinta kuliner yang ingin merasakan sentuhan berbeda dari gudeg konvensional. Meski terbuka hanya di malam hari, antusiasme pengunjung tidak pernah surut—bahkan antrean panjang menjadi pemandangan biasa.
Gudeg Mercon Bu Tinah bukan sekadar makanan, melainkan ledakan rasa yang menyatukan tradisi dan keberanian dalam satu piring. Untuk kamu yang ingin mencoba sisi lain dari gudeg Jogja, tempat ini wajib masuk dalam daftar kunjungan.

